Rabu, 08 Oktober 2014

Silabus Lengkap Kurikulum 2013

Meski telat, namun tak ada salahnya untuk membagi Silabus Kurikulum 2013. Jangan khawatir insya Allah RPP, Prota dan Promes menyusul .
Monggo..

Silabus Kelas 1
Silabus Kelas 2
Silabus Kelas 3
Silabus Kelas 4
Silabus Kelas 5
Silabus Kelas 6

Minggu, 16 Februari 2014

Bertemanlah Seperti Landak

Beberapa hari yang lalu ketika makan nasi bungkus tanpa sengaja saya mendapati sebuah artikel menarik di koran bungkus nasi saya. Sayapun membacanya, entah koran Jawa Pos tersebut hari dan edisi berapa saya tidak tau. Judulnya Bertemanlah seperti landak..

Disitu diceritakan, suatu ketika di sebuah hutan ketika musim dingin tiba ada dua ekor landak yang kedinginan. Untuk menghilangkan hawa dingin merekapun saling mendekat hingga sangat dekat. Namun apa yang terjadi? kedua landak tersebut kesakitan karena sama-sama tertusuk duri. Begitu berulang-ulang. Hingga akhirnya mereka menemukan cara untuk bisa saling mendekat, saling menghangatkan tanpa  melukai satu sama lain.

Begitu juga dalam pertemanan, dekat boleh saja tapi tetap perlu ada batasan. Karena pertemanan yang terlalu dekat hanya akan menimbulkan ketergantungan-ketergantungan yang aneh, bahkan karena hal sepele saja bisa membuat pertemanan menjadi tidak nyaman. Bertemanlah sewajarnya saja, menghangatkan tapi tidak melukai satu sama lain.


Minggu, 01 Juli 2012

Kota Kediri

Logo Kota Kediri

Kota Kediri, adalah nama salah satu Kotamadya di Provinsi Jawa Timur, Indonesia dengan luas wilayah 63,40 km2 dan terbelah sungai brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 km. Kota Kediri memiliki 3 kecamatan yaitu Kota, Pesantren dan Mojoroto.Kota Kediri juga satu-satunya kota di Jawa Timur yang mempunyai 2 gunung : Gunung Klothok dan Gunung Maskumambang.

Kecamatan Kota bisa dikatakan sebagai jantung Kotamadya Kediri, karena di sini terdapat Kantor Walikota Kediri, berbagai kantor pemerintahan pusat dari aneka bank nasional maupun swasta (Jl. Brawijaya) seperti Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Indonesia dan baru - baru ini Bank Jatim yang pindah ngantor untuk sementara. Di kecamatan ini juga terdapat pusat perbelanjaan modern ataupun tradisional seperti Kediri Mall, Dhoho Plaza, Golden Swalayan, Pasar Setonobetek (merupakan pasar terbesar se-Kotamadya Kediri yang buka 24 jam), yang fresh adalah Ramayana di Jl. Panglima Sudirmandan dan Kediri Town Square di Jl. Hasanudin. Selain itu, ada Alun - alun kota yang juga terdapat di kecamatan ini, berseberangan dengan Masjid Agung Kota Kediri.
           Kecamatan Pesantren, terdiri atas kelurahan Banaran, Bangsal, Betet, Bawang, Blabak, Burengan, Jamsaren, Ketami, Ngletih, Pakunden, Pesantren, Singonegaran, Tempurejo, Tinalan dan Tosaren. Disini banyak terdapat area persawahan yang masih asri dan Pabrik Gula Pesantren Baru yang memulai buka giling 2 kali setahun.
        
Gerbang Masuk Kota Kediri
        Disebelah barat sungai Brantas yaitu kecamatan Mojoroto merupakan pusat pemerintahan dan pendidikan, hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah sekolah mulai TK hingga Universitaa yang berjajar rapi di Jl. Veteran, Jl. Penanggungan dan di Jl K.H. Agus Salim. Kantor Pemerintahan depan taman sekartaji, kantor kejaksaan, hotel, juga kampus UNP (Universitas PGRI Nusantara) dan UNIK (Universitas Kadiri). Perkembangan Ekonomi disebelah timur sungai didominasi dengan banyaknya pedagang oleh-oleh khas Kediri sedangkan dibarat Sungai didominasi dengan munculnya conter-conter hp yang merata sepanjang Jl.KH Hasyim Asy’ari (RS Gambiran ke selatan), mungkin karena faktor banyaknya pelajar, mahasiswa, dan para pekerja yang melewati jalan tersebut.


                 Aneka jajanan maupun makanan khas dari Kota Kediri, yaitu gethuk pisang, tahu (kita bisa memilih tahu kuning atau tahu putih), stick tahu yang semuanya berada di Jl. Yos Sudarso sebelah Klenteng dan Jalan Pattimura. Aneka makanan yang diolah dari 02 atau bekicot, seperti sate 02, keripik 02, Kreco, dapat di temui di daerah sekitar Jl. Panglima Sudirman. Jalan Dhoho di malam hari ibarat jalan Malioboro di Yogyakarta, tapi versi Kota Kediri karena disini terdapat banyak ‘warung lesehan’ yang menyajikan makanan khas kota kediri, yaitu pecel dan sambal tumpang kediri serta nasi campur yang merupakan perpaduan antara sambal pecel dan sambal tumpang dengan beraneka macam lauk atau gorengan. Juga masih  ada Soto Kediri yang pedagangnya tersebar di penjuru kota Kediri.
 
Masjid Agung Kota Kediri
.
  Selain wisata kuliner, Kota Kediri masih memiliki tempat wisata religi dan sejarah, yaitu Masjid Agung Kota Kediri , Masjid Setonogedong yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit, ini terbukti dari adanya relief pada tembok masjid. Tempat lain, yaitu komplek makan di Setonogedong yang banyak dikunjungi wisatawan untuk berziarah, makam Sunan Geseng di timur alun - alun Kota Kediri. Ada juga makam Ki Ageng Gentiri di lapangan Joyoboyo yang lebih dikenal dengan sebutan Ringin Sirah. Konon, dibawah pohon beringin inilah terkubur kepala Ki Ageng Gentiri yang dibunuh pasukan Belanda.  

Minggu, 29 Januari 2012

Sejarah Ujian Nasional

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sistem ujian nasional telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Perkembangan ujian nasional tersebut, yaitu:
1. Periode 1965 – 1971
Pada periode ini, sistem ujian akhir yang diterapkan disebut dengan Ujian Negara, berlaku untuk hamper semua mata pelajaran. Bahkan ujian dan pelaksanaannya ditetapkan oleh pemerintah pusat dan seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia.
2. Periode 1972 – 1979
Pada tahun 1972 diterapkan sistem Ujian Sekolah. Dengan penerapan ini, setiap atau sekelompok sekolah menyelenggarakan ujian akhir masing-masing. Soal dan pemprosesan hasil ujian semuanya ditentukan oleh masing-masing sekolah/kelompok sekolah. Pemerintah pusat hanya menyusun dan mengeluarkan pedoman yang bersifat khusus.
3. Periode 1980 – 2000
Untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu pendidikan serta diperolehnya nilai yang memiliki makna yang “sama” dan dapat dibandingkan antar-sekolah, maka sejak tahun 1980 dilaksanakan ujian akhir nasional yang dikenal dengan sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas). Dalam Ebtanas dikembangkan sejumlah perangkat soal yang “parallel” untuk setiap mata pelajaran dan penggandaan soal dilakukan di daerah.
4. Periode 2001 – 2004
Sejak tahun 2001, Ebtanas diganti dengan penilaian hasil belajar secara nasional dan kemudian berubah nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) sejak 2002. Perbedaan yang menonjol antara UAN dengan Ebtanas adalah dalam cara menentukan kelulusan siswa, terutama sejak tahun 2003. Dalam Ebtanas, kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai semester I (P), nilai semester II (Q), dan nilai Ebtanas murni (R), sedangkan pada UAN ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual.
5. Periode 2005 – sekarang
Untuk mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan yang bermutu, pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/SMK/MA/SMALB/SMKLB.
6. Periode 2008 – 2010
Untuk mendorong tercapai target wajib belajar pendidikan yang bermutu, mulai tahun ajaran 2008/2009 pemerintah menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD/MI/SDLB.
7. Periode 2011-sekarang

Unas diganti menjadi Ujian Nasional (UN). Dengan target, para minimal UN sehingga dapat lulus UN dengan baik.
Sumber : Kemdiknas

Senin, 01 Agustus 2011

ANALISIS KARAKTER BERDASARKAN GOLONGAN DARAH

      Golongan darah konon bisa mencirikan karakter seseorang. Analisis karakter berdasarkan golongan darah sangat populer di beberapa negara di Asia Timur terutama Jepang. Di Jepang, trend tersebut bahkan sudah dimulai sejak tahun 1931, dipopulerkan oleh Furokawa Takeji (1891-1940). Sistem penggolongan darah ABO sendiri ditemukan oleh imunolog Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1901. 
Sekilas tentang golongan darah…
      Sistem penggolongan darah ABO didasarkan kepada ada tidaknya aglutinogen dalam darah. Aglutinogen adalah antigen yang terdapat dalam sel darah. Antigen merupakan senyawa yang dapat merangsang respon imun untuk menghasilkan antibodi. Antibodi tersebut terdapat dalam plasma darah dan dinamakan aglutinin. Jika dianalogikan, antigen adalah penjahat yang memasuki sebuah toko, dan antibodi merupakan satpam yang menjaga toko tersebut, sehingga satpam itu akan berusaha membasmi penjahat tersebut.
 Kembali ke masalah tipologi darah dan karakter manusia,
             Blood typology menjadi sangat populer di Jepang disebabkan oleh pernyataan seorang ilmuwan barat (sekitar tahun 1920-1930an) yang menyatakan bahwa orang-orang Asia mayoritas memiliki golongan darah B yang juga menjadi golongan darah mayoritas pada binatang. Menurut ilmuwan tersebut, penduduk Asia merupakan manusia rendahan yang secara tingkat evolusi berbeda dengan orang Kaukasia (istilahnya: orang Asia jauh tertinggal dari orang Kaukasia). Oleh karena itu, banyak ilmuwan Jepang yang berusaha meruntuhkan teori ilmuwan barat tersebut dengan mempopulerkan karakterisasi berdasarkan pembuluh darah (sebenarnya secara ilmiah karakterisasi seseorang terbentuk karena pengaruh lingkungan dan warisan dari sifat orang tua). Penyebab lainnya yaitu orang-orang Jepang tidak ingin dilihat sebagai populasi yang homogen. 
 1. Golongan darah O :
Sifat (+) : percaya diri tinggi, kemauan keras, mudah bersosialisasi, enerjik, ekstrovert, jujur, realistis, mandiri, pengambil risiko, trendsetter, setia, terorganisir.
Sifat (-) : suka membangga-banggakan diri, tukang pamer, gelisah, keras kepala, egois, ambisius, pecemburu.
Golongan darah O biasa disebut golongan darah prajurit. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah O: Queen Elizabeth II, John Lennon, Elvis Presley, Liam & Noel Gallagher (Oasis), Paul Newman (Aktor).
2. Golongan darah A :
Sifat (+) : patuh, peduli, mudah bersimpati, rela berkorban, sopan, jujur, setia, tegas, good at team work, bertanggung jawab.
Sifat (-) : emosional, keras kepala, introvert, mudah gugup, pemalu, pesimis, penyendiri, ragu-ragu, terlalu berhati-hati.
Golongan darah A biasa disebut golongan darah petani. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah A: Adolf Hitler, Soseki Natsume (penulis), George Bush Senior, Ringo Starr (the beatles), Britney Spears.


3. Golongan darah B:

Sifat (+) : menyenangkan, kuat, ramah, optimis, kreatif, enerjik, flexible, aktif, pengembara, mudah bersosialisasi, suka menghibur.
Sifat (-) : liar, tidak dapat diprediksi, individualistis, sensitif, pelupa, tidak terorganisir, egois, gaduh, susah diatur.
Golongan darah B biasa disebut golongan darah pemburu. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah B: Akira Kurosawa (sutradara), Paul McCartney, Mia Farrow (aktris), Leonardo Di Caprio, Jack Nicholson (aktor).

4.Golongan darah AB:
Sifat (+) : tegas, rasional, mudah bersosialisasi, populer, kritis, mudah diatur, easy going, kreatif, artistik, flexible, pemikir ulung, friendly.
Sifat (-) : kurang ramah, cuek, tidak dapat diprediksi, moody, mudah bosan, terkadang introvert, terlalu memaksakan sesuatu, tidak suka memberi.
Golongan darah AB biasa disebut golongan darah humanis. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah AB: Jackie Chan (aktor), Marilyn Monroe, John F Kennedy (Pres USA), Mick Jagger (Musikus), Alain Prost.

Tapi, benarkah karakter seseorang dipengaruhi oleh golongan darahnya? Bisa iya ....... bisa juga tidak .....
Dari berbagai sumber.

Minggu, 16 Januari 2011

10 Kemampuan Dasar Guru

Pada Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan (P4SPTK) di Indonesia mengemukakan 10 kemampuan dasar bagi guru, yaitu :

1. MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN

  1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila
  3. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersayaratkan bagi jabatan guru

2. MENGUASAI LANDASAN PENDIDIKAN

  1. Mengenal tujuan pendidikan untuk pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
  2. Mengenal sekolah dalam masyarakat
  3. Mengenal prinsip-prinsip psikologi Pendidikan yang dapat dimanfaatkan pendidkan dalam PBM

3. MENGUASAI BAHAN PENGAJARAN

  1. Menguasai bahan pengajaran kurikulum
  2. Menguasai bahan pengajaran

4. MENYUSUN PROGRAM PENGAJARAN

  1. Menetapkan tujuan pembelajaran kurikulum
  2. Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran
  3. Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
  4. Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
  5. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

5. MELAKSANAKAN PROGRAM PENGAJARAN

  1. Menciptakan iklim belajar mengajar yang sehat
  2. Mengatur ruang beajar
  3. Mengelola interaksi belajar mengajar
  4. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

6. MENILAI HASIL DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG TELAH DILAKSANAKAN

  1. Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
  2. Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

7. MENYELENGGARAKAN PROGRAM BIMBINGAN

  1. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
  2. Membimbing siswa yang kelainan dan berbakat khusus
  3. Membimbing siswa untuk menghargai pekerjaan di masyarakat

8. MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI SEKOLAH

  1. Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah
  2. Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

9. BERINTERAKSI DENGAN SEJAWAT DAN MASYARAKAT

  1. Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesioanal
  2. Berinteraksi dengan masyarakat untuk penuaian misi sekolah

10. MENYELENGGARAKAN PENELITIAN SEDERHANA UNTUK KEPERLUAN PENGAJARAN

  1. Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah
  2. Melaksanakan Penelitian sederhana

Dan ternyata inilah kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru, lalu sudahkah kita memilikinya ...??

Jumat, 14 Januari 2011

Logo Tut Wuri Handayani

"Tut Wuri Handayani"

Semboyan yang dipopulerkan oleh pelopor pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantara pada 1922 melalui perguruan Taman Siswa-nya : ing ngarsa sung tuladha (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik) , ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) , tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan). Sangat disayangkan karena sekarang istilah ini tak populer lagi. Jangankan para siswanya, guru-guru dan pihak dinas pendidikan nasional mungkin banyak lupa istilah tersebut. Berikut adalah sedikit ulasan mengenai semboyan tersebut.
Mencermati semboyan yang pertama yaitu ing ngarsa sung tuladha (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik), guru merupakan panutan dan contoh bagi para siswanya. Apapun yang dilakukan oleh guru merupakan semacam aturan yang kemudian menjadi contoh bagi siswanya. Guru yang baik akan menghasilkan siswa yang baik pula. Demikian sebaliknya. Menjadi teladan memang bukan hal yang mudah, namun demikian bukan mustahil untuk dilakukan. Seorang guru memang seharusnya dan selayaknya menjadi contoh bagi siswanya. Etika, sopan santun, budi pekerti, dan sebagainya harus dimulai dari gurunya. Bukan malah sebaliknya, justru guru yang memulai mengajarkan siswanya untuk kurang ajar. Kebaikan siswa tercermin dari kebaikan gurunya. Hal ini tercermin dari peribahasa “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Agar murid tak kencing berlari maka guru jangan kencing berdiri. Artinya, setiap perangai guru akan tercermin pada siswanya, bahkan siswanya bisa melakukan lebih dari apa yang dilakukan oleh gurunya.
Semboyan yang kedua ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) seorang guru mampu membuat inovasi, variasi, dan kreatif dalam mengajar.Guru dituntut untuk selalu memperbaharui diri dan pengetahuannya agar siswanya mendapatkan tambahan pengetahuan dengan baik. Guru harus bisa mencari alternatif dalam memberikan materi pelajaran. Artinya, guru tidak hanya terpaku pada kurikulum dan materi pelajaran yang ada di buku pelajaran semata, tetapi mampu melakukan berbagai inovasi dan kreasi sehingga siswa mendapatkan berbagai bahan pelajaran. Hal ini hanya dapat dilakukan bila ada keinginan dan niat kuat dari seorang guru untuk terus memperbaiki dirinya serta memperbaharui pengetahuan yang dimilikinya.
Semboyan ketiga tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), maka para guru hendaknya mampu menjadi motivator bagi kebangkitan semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi. Banyak guru-guru kita yang sudah tak mampu lagi menjadi motivator. Mereka lebih mementingkan hal yang bersifat material semata dalam mengajar. Padahal, mengajar manusia, yang utama dilakukan adalah menumbuhkan semangat mereka untuk belajar. Guru-guru yang mampu memberikan dorongan kepada para siswanya akan menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi.


Disarikan dari : http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/25/tut-wuri-handayani-yang-terlupakan/