Senin, 01 Agustus 2011

ANALISIS KARAKTER BERDASARKAN GOLONGAN DARAH

      Golongan darah konon bisa mencirikan karakter seseorang. Analisis karakter berdasarkan golongan darah sangat populer di beberapa negara di Asia Timur terutama Jepang. Di Jepang, trend tersebut bahkan sudah dimulai sejak tahun 1931, dipopulerkan oleh Furokawa Takeji (1891-1940). Sistem penggolongan darah ABO sendiri ditemukan oleh imunolog Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1901. 
Sekilas tentang golongan darah…
      Sistem penggolongan darah ABO didasarkan kepada ada tidaknya aglutinogen dalam darah. Aglutinogen adalah antigen yang terdapat dalam sel darah. Antigen merupakan senyawa yang dapat merangsang respon imun untuk menghasilkan antibodi. Antibodi tersebut terdapat dalam plasma darah dan dinamakan aglutinin. Jika dianalogikan, antigen adalah penjahat yang memasuki sebuah toko, dan antibodi merupakan satpam yang menjaga toko tersebut, sehingga satpam itu akan berusaha membasmi penjahat tersebut.
 Kembali ke masalah tipologi darah dan karakter manusia,
             Blood typology menjadi sangat populer di Jepang disebabkan oleh pernyataan seorang ilmuwan barat (sekitar tahun 1920-1930an) yang menyatakan bahwa orang-orang Asia mayoritas memiliki golongan darah B yang juga menjadi golongan darah mayoritas pada binatang. Menurut ilmuwan tersebut, penduduk Asia merupakan manusia rendahan yang secara tingkat evolusi berbeda dengan orang Kaukasia (istilahnya: orang Asia jauh tertinggal dari orang Kaukasia). Oleh karena itu, banyak ilmuwan Jepang yang berusaha meruntuhkan teori ilmuwan barat tersebut dengan mempopulerkan karakterisasi berdasarkan pembuluh darah (sebenarnya secara ilmiah karakterisasi seseorang terbentuk karena pengaruh lingkungan dan warisan dari sifat orang tua). Penyebab lainnya yaitu orang-orang Jepang tidak ingin dilihat sebagai populasi yang homogen. 
 1. Golongan darah O :
Sifat (+) : percaya diri tinggi, kemauan keras, mudah bersosialisasi, enerjik, ekstrovert, jujur, realistis, mandiri, pengambil risiko, trendsetter, setia, terorganisir.
Sifat (-) : suka membangga-banggakan diri, tukang pamer, gelisah, keras kepala, egois, ambisius, pecemburu.
Golongan darah O biasa disebut golongan darah prajurit. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah O: Queen Elizabeth II, John Lennon, Elvis Presley, Liam & Noel Gallagher (Oasis), Paul Newman (Aktor).
2. Golongan darah A :
Sifat (+) : patuh, peduli, mudah bersimpati, rela berkorban, sopan, jujur, setia, tegas, good at team work, bertanggung jawab.
Sifat (-) : emosional, keras kepala, introvert, mudah gugup, pemalu, pesimis, penyendiri, ragu-ragu, terlalu berhati-hati.
Golongan darah A biasa disebut golongan darah petani. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah A: Adolf Hitler, Soseki Natsume (penulis), George Bush Senior, Ringo Starr (the beatles), Britney Spears.


3. Golongan darah B:

Sifat (+) : menyenangkan, kuat, ramah, optimis, kreatif, enerjik, flexible, aktif, pengembara, mudah bersosialisasi, suka menghibur.
Sifat (-) : liar, tidak dapat diprediksi, individualistis, sensitif, pelupa, tidak terorganisir, egois, gaduh, susah diatur.
Golongan darah B biasa disebut golongan darah pemburu. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah B: Akira Kurosawa (sutradara), Paul McCartney, Mia Farrow (aktris), Leonardo Di Caprio, Jack Nicholson (aktor).

4.Golongan darah AB:
Sifat (+) : tegas, rasional, mudah bersosialisasi, populer, kritis, mudah diatur, easy going, kreatif, artistik, flexible, pemikir ulung, friendly.
Sifat (-) : kurang ramah, cuek, tidak dapat diprediksi, moody, mudah bosan, terkadang introvert, terlalu memaksakan sesuatu, tidak suka memberi.
Golongan darah AB biasa disebut golongan darah humanis. Beberapa tokoh terkenal yang bergolongan darah AB: Jackie Chan (aktor), Marilyn Monroe, John F Kennedy (Pres USA), Mick Jagger (Musikus), Alain Prost.

Tapi, benarkah karakter seseorang dipengaruhi oleh golongan darahnya? Bisa iya ....... bisa juga tidak .....
Dari berbagai sumber.

Minggu, 16 Januari 2011

10 Kemampuan Dasar Guru

Pada Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan (P4SPTK) di Indonesia mengemukakan 10 kemampuan dasar bagi guru, yaitu :

1. MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN

  1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila
  3. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersayaratkan bagi jabatan guru

2. MENGUASAI LANDASAN PENDIDIKAN

  1. Mengenal tujuan pendidikan untuk pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
  2. Mengenal sekolah dalam masyarakat
  3. Mengenal prinsip-prinsip psikologi Pendidikan yang dapat dimanfaatkan pendidkan dalam PBM

3. MENGUASAI BAHAN PENGAJARAN

  1. Menguasai bahan pengajaran kurikulum
  2. Menguasai bahan pengajaran

4. MENYUSUN PROGRAM PENGAJARAN

  1. Menetapkan tujuan pembelajaran kurikulum
  2. Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran
  3. Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
  4. Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
  5. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

5. MELAKSANAKAN PROGRAM PENGAJARAN

  1. Menciptakan iklim belajar mengajar yang sehat
  2. Mengatur ruang beajar
  3. Mengelola interaksi belajar mengajar
  4. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

6. MENILAI HASIL DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG TELAH DILAKSANAKAN

  1. Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
  2. Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

7. MENYELENGGARAKAN PROGRAM BIMBINGAN

  1. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
  2. Membimbing siswa yang kelainan dan berbakat khusus
  3. Membimbing siswa untuk menghargai pekerjaan di masyarakat

8. MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI SEKOLAH

  1. Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah
  2. Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

9. BERINTERAKSI DENGAN SEJAWAT DAN MASYARAKAT

  1. Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesioanal
  2. Berinteraksi dengan masyarakat untuk penuaian misi sekolah

10. MENYELENGGARAKAN PENELITIAN SEDERHANA UNTUK KEPERLUAN PENGAJARAN

  1. Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah
  2. Melaksanakan Penelitian sederhana

Dan ternyata inilah kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru, lalu sudahkah kita memilikinya ...??

Jumat, 14 Januari 2011

Logo Tut Wuri Handayani

"Tut Wuri Handayani"

Semboyan yang dipopulerkan oleh pelopor pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantara pada 1922 melalui perguruan Taman Siswa-nya : ing ngarsa sung tuladha (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik) , ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) , tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan). Sangat disayangkan karena sekarang istilah ini tak populer lagi. Jangankan para siswanya, guru-guru dan pihak dinas pendidikan nasional mungkin banyak lupa istilah tersebut. Berikut adalah sedikit ulasan mengenai semboyan tersebut.
Mencermati semboyan yang pertama yaitu ing ngarsa sung tuladha (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik), guru merupakan panutan dan contoh bagi para siswanya. Apapun yang dilakukan oleh guru merupakan semacam aturan yang kemudian menjadi contoh bagi siswanya. Guru yang baik akan menghasilkan siswa yang baik pula. Demikian sebaliknya. Menjadi teladan memang bukan hal yang mudah, namun demikian bukan mustahil untuk dilakukan. Seorang guru memang seharusnya dan selayaknya menjadi contoh bagi siswanya. Etika, sopan santun, budi pekerti, dan sebagainya harus dimulai dari gurunya. Bukan malah sebaliknya, justru guru yang memulai mengajarkan siswanya untuk kurang ajar. Kebaikan siswa tercermin dari kebaikan gurunya. Hal ini tercermin dari peribahasa “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Agar murid tak kencing berlari maka guru jangan kencing berdiri. Artinya, setiap perangai guru akan tercermin pada siswanya, bahkan siswanya bisa melakukan lebih dari apa yang dilakukan oleh gurunya.
Semboyan yang kedua ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) seorang guru mampu membuat inovasi, variasi, dan kreatif dalam mengajar.Guru dituntut untuk selalu memperbaharui diri dan pengetahuannya agar siswanya mendapatkan tambahan pengetahuan dengan baik. Guru harus bisa mencari alternatif dalam memberikan materi pelajaran. Artinya, guru tidak hanya terpaku pada kurikulum dan materi pelajaran yang ada di buku pelajaran semata, tetapi mampu melakukan berbagai inovasi dan kreasi sehingga siswa mendapatkan berbagai bahan pelajaran. Hal ini hanya dapat dilakukan bila ada keinginan dan niat kuat dari seorang guru untuk terus memperbaiki dirinya serta memperbaharui pengetahuan yang dimilikinya.
Semboyan ketiga tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), maka para guru hendaknya mampu menjadi motivator bagi kebangkitan semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi. Banyak guru-guru kita yang sudah tak mampu lagi menjadi motivator. Mereka lebih mementingkan hal yang bersifat material semata dalam mengajar. Padahal, mengajar manusia, yang utama dilakukan adalah menumbuhkan semangat mereka untuk belajar. Guru-guru yang mampu memberikan dorongan kepada para siswanya akan menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi.


Disarikan dari : http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/25/tut-wuri-handayani-yang-terlupakan/